Sabtu, 05 Mei 2012

TEKNOLOGI BUDIDAYA KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) DI LAHAN SAWAH


            Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dimakan rakyat Indonesia, seperti: bubur kacang hijau dan isi onde-onde, dan lain-lain. Kecambahnya dikenal sebagai tauge. Tanaman ini mengandung zat-zat gizi, antara lain: amylum, protein, besi, belerang, kalsium, minyak lemak, mangan, magnesium, niasin, vitamin (B1, A, dan E). Manfaat lain dari tanaman ini adalah dapat  melancarkan buang air besar dan menambah semangat hidup. Selain itu juga dapat digunakan untuk pengobatan hepatitis, terkilir, beri-beri, demam nifas, kepala pusing/vertigo, memulihkan kesehatan, kencing kurang lancar, kurang darah, jantung mengipas, dan kepala pusing (Achyad dan Rasyidah, 2006). Meskipun tanaman kacang hijau memiliki banyak manfaat, namun tanaman ini masih kurang mendapatkan perhatian petani untuk dibudidayakan. Pada hal, tanaman kacang hijau memiliki potensi yang tinggi untuk dikembangkan. Dibanding dengan tanaman kacang-kacangan lainnya, kacang hijau memiliki kelebihan ditinjau dari segi agronomi dan ekonomis, seperti: (a) lebih tahan kekeringan; (b) serangan hama dan penyakit lebih sedikit; (c) dapat dipanen pada umur 55-60 hari; (d) dapat ditanam pada tanah yang kurang subur; dan (e) cara budidayanya mudah (Sunantara, 2000).
Permasalahan dalam pengelolaan tanaman kacang hijau di tingkat petani antara lain adalah masih rendahnya produktivitas hasil Untuk mendapatkan hasil kacang hijau yang lebih tinggi masih memungkinkan jika kendala dalam pertumbuhannya dapat diatasi dengan teknologi budidaya yang tepat.

            Oleh karena itu, dibuatlah tulisan ini yang merupakan rangkuman hasil penelitian/pengkajian dari berbagai aspek yang diharapkan dapat menjadi pedoman dalam budidaya kacang hijau khususnya di lahan sawah.Kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah. Bagian paling bernilai ekonomi adalah bijinya. Biji kacang hijau direbus hingga lunak dan dimakan sebagai bubur atau dimakan langsung.
            Biji matang yang digerus dan dijadikan sebagai isi onde-onde, bakpau, atau gandas turi. Kecambah kacang hijau menjadi sayuran yang umum dimakan di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara dan dikenal sebagai tauge.    Kacang hijau bila direbus cukup lama akan pecah dan pati yang terkandung dalam bijinya akan keluar dan mengental, menjadi semacam bubur. Tepung biji kacang hijau, disebut di pasaran sebagai tepung hunkue, digunakan dalam pembuatan kue-kue ( isi onde-onde, dll ) dan cenderung membentuk gel. Tepung ini juga dapat diolah menjadi mi yang dikenal sebagai soun.
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan    : Plantae
Divisi          : Magnoliophyta
Kelas          : Magnoliopsida
Ordo          : Fabales
Famili         : Fabaceae
Genus        : Vigna
Spesies      : V. radiata
Nama binomial
Vigna radiata (L.) R. Wilczek
1.2 Tujuan
            Tujuan pembuatan malakah ini adalah untuk menambah wawasan mahasiswa dalam meningkatkan suasempada pangan, terutama pada komoditi kacang hijau.


1.3  Manfaat
            Mahasiswa Akan mampu mengaplikasikan Budidaya komoditi Tanaman kacang hijau, karna pada makalah ini terdapat Budidaya ringkas tanaman kacang hijau.





BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teknik Budidaya Tanaman Kacang Hijau
Syarat Tumbuh
Tanah
  • Tekstur : liat berlempung banyak mengandung bahan organic, aerasi dan drainase yang baik.
  • Struktur tanah gembur
  • pH 5,8-7,0 optimal 6,7
Iklim
  • Curah hujan optimal 50-200 mm/bln
  • Temperatur 250-270 C, dengan kelembaban udara 50-80% dan cukup mendapat sinar matahari
Benih
            Varietas unggul nasional seperti No:129, Merak, Betet, Walet, Gelatik, Murai, dll. Kebutuhan benih 15-20 kg/ha. Syarat benih bebas hama, seragam bebas kotoran dan berumu            pendek. 

Pengolahan Tanah
  • Pada lahan sawah bekas tanaman padi tidak dilakukan pengolahan tanah (TOT) penyiapan lahan yang baik dilakukan sebelum tanam
  • Pada tanah bertekstur ringan tidak perlu dilakukan pengolahan tanah
  • Pada lahan kering (tegalan) pengolahan tanah dilakukan intensif dibersihkan dari rumput, dicangkul hingga gembur (untuk tanah tegalan yang berat pembajakan dilakukan sedalam 15-20 cm), dibuat petakan 3-4 meter
  • Tanah tegalan bekas tanaman jagung, kedelai atau padi gogo perlu pengolahan tanah minimal
  • Pemberian mulsa jerami sekitar 5 ton/ha agar dapat meneka serangan lalat bibit, menekan pertumbuhan gulma, mencegah penguapan air dan perbaikan struktur tanah.
Kacang hijau dapat tumbuh pada semua jenis tanah sepanjang kelembaban dan tersedianya unsur hara yang cukup. Untuk itu lahan yang akan dipergunakan harus dipersiapkan sebaik-baiknya. Pada lahan sawah setelah panen padi, tidak perlu dilakukan pengolahan tanah (tanpa olah tanah=TOT). Menurut Sunantara (2000) dan Balitkabi (2005), jerami cukup dipotong pendek atau rata dengan tanah. Sementara itu, pada lahan sawah yang sudah agak lama tidak ditanami perlu dilakukan pengolahan tanah secara sempurna. Untuk menghindari air tergenang pada musim hujan perlu dibuat saluran drainase dengan lebar dan kedalaman 20-30 cm dan jarak antar saluran maksimum 4 m (Balitkabi, 2004).

Penanaman
Pada daerah endemis hama lalat bibit dan untuk menghindari serangan semut maka terlebih dahulu benih dicampur dengan Marshal 25 ST (Carbosulfan) dengan takaran 10-15 g/kg benih atau Fipronil dengan takaran 5 cc/kg benih. Penanaman dilakukan dengan sistem tugal sebanyak 2-3 biji/lubangdengan kedalaman 3-5 cm, kemudian ditutup dengan abu dapur/jerami atau tanah haluslatau pupuk kandang. Kebutuhan benih berkisar 15-20 kg/ha. Jarak tanam bervariasi,yaitu 40x10 cm (populasi 300.000-400.000 tanaman/ha) pada musim hujan atau 40x15 cm (populasi 400.000-500.000 tanaman/ha) pada musim kemarau (Balitkabi, 2005; Hilman, et al., 2004). Balitkabi (2004) juga menyarankan jarak tanam mengikuti jarak tunggul padi. Pada saat tanam, kelembaban tanah tidak boleh terlalu tinggi karena dapatmenyebabkan biji busuk. Penyulaman dapat dilakukan umur 7 hari (Tim Prima Tani,2006). Menurut Hilman, et al. (2004), pada umumnya petani melakukan penanamanbenih kacang hijau sesudah padi dengan cara sebar benih sebelum atau sesudah padidipanen. Sebar benih kacang hijau setelah padi dipanen dilakukan dengan atau tanpa pembabatan jerami, dan benih yang diperlukan berkisar 50-75 kg/ha.

2.2 Pemeliharaan
Pemupukan
Dalam bertanam kacang hijau, petani jarang melakukan pemupukan. Cara ini juga disarankan terutama pada lahan-lahan yang subur. Sedangkan pada tanah kurang subur diberikan pupuk sebanyak 45 kg Urea + 45-90 kg SP36 + 50 kg KCl/ha (Hilman, et al., 2004; Balitkabi, 2005). Sunantara (2000) menyarankan pemberian pupuk sebanyak 50kg Urea + 60 kg SP36 + 50 kg KCl/ha. Pupuk diberikan pada saat tanam secara larikan di sisi lubang tanam sepanjang barisan tanaman. Bahan organik berupa pupuk kandang sebanyak 15-20 t/ha atau abu dapur/abu hasil pembakaran jerami sebanyak 5 t/ha sangat baik diaplikasikan untuk menutup lubang tanam. Menurut Balitkabi (2004), cara ini dapat meningkatkan hasil kacang hijau mencapai 1,5 t/ha.

Penggunaan Mulsa Jerami

Penggunaan mulsa jerami yang ditebar pada hamparan pertanaman kacang hijau secara merata dapat mengurangi serangan hama lalat bibit, menekan pertumbuhan gulma, dan memperlambat proses penguapan air tanah. Balitkabi (2005) dan Tim Prima Tani (2006) menganjurkan penggunaan jerami dengan takaran sebanyak 5 t/ha.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan tergantung dengan pertumbuhan gulma. Sunantara (2000) menganjurkan umur 10-15 hari setelah tanam (hst) dan 25-30 hst, dengan cara dikored atau menggunakan cangkul. Pada daerah yang langka tenaga kerja dapatmenggunakan herbisida pra tumbuh non selektif seperti: Lasso, Paraquat, Dowpon, dan Goal dengan takaran 1-2 l/ha yangdiaplikasikan 3-4 hari sebelum tanam.

Pengairan

Kacang hijau termasuk tanaman yang toleran terhadap kekurangan air, yang penting tanah cukup kelembabannya. Namun, bila tanah pertanaman kacang hijau kekeringan sebaiknya segera diairi terutama pada periode kritis, yaitu: saat tanam, saat berbunga (umur 25 hst), dan saat pengisian polong (umur 45-50 hst) (Sunantara, 2000). Untuk kacang hijau yang ditanam di tanah bertekstur ringan (berpasir), umumnya pengairan dilakukan dua kali yaitu umur 21 dan 38 hst, sedangkan pertanaman di tanah bertekstur berat (lempung), biasanya diperlukan pengairan hanya satu kali (Balitkabi, 2005).

 Pengendalian Hama

Serangan hama merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya hasil di tingkat petani. Dilaporkan terdapat sebanyak 30 jenis serangga yang telah diketahui merupakan hama kacang hijau dan 20 jenis digolongkan sebagai hama penting yang dapat menurunkan kualitas tanaman kacang hijau.Hama ini menyerang seluruh bagian tanaman kacang hijau sejak tanaman tumbuh sampai panen (Tengkano, 1986 cit LPTP, 2000). Diantara hama penting kacang hijau tersebut adalah:
lalat bibit Ophyomia phaseoli, ulat jengkal Plusia chalsites, kepik hijau Nezara viridula, kepik coklat Riptortus linearis, penggerek polong (Maruca testulalis dan Etiella spp.) dan kutu thrips (Hilman, et al., 2004). Menurut Nurdin (1994), di Sumatera Barat hama utama yang menyerang tanaman kacang hijau adalah: lalat bibit Ophyomia phaseoli, Aphid sp, belalang, ulat grayak Spodoptera litura, ulat penggulung daun Lamprosema indicata, ulat jengkal Plusia chalsites, kepik hijau Nezara viridula, kepik coklat Riptortus linearis, dab penggerek polong Maruca testulalis.
Pengendalian hama dapat dilakukan dengan menerapkan konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Penggunaan insektisida merupakan alternatif terakhir bila cara lain tidak mangkus dalam mengendalikan hama. Insektisida anjuran, antara lain adalah: Confidor, Regent, Curacron, Atabron, Furadan, atau Pegassus dengan dosis 2-3 ml/l air dan volume semprot 500-600 l/ha (Balitkabi, 2005). Menurut Sunantara (2000), untuk pengendalian lalat bibit, ulat daun maupun penggerek polong dapat digunakan insektisida: Marshal, Fastac, Decis, Matador, dan Atabron. Sedangkan untuk mengendalikan kutu dan kepik yang menyerang daun maupun polong dapat digunakan insektisida: Decis, Basso, Kiltop, Ambush, dan Larvin. Waktu penyemprotan insektisida tergantung populasi hama di lapangan. Bila populasi telah mencapai ambang kendali, baru dilakukan penyemprotan.

Pengendalian Penyakit

Penyakit utama tanaman kacang hijau adalah bercak daun Cercospora canescens, busuk batang, embun tepung Erysiphe polygoni, dan penyakit puru Elsinoe glycines. Pengendalian dapat dilakukan dengan penyemprotan fungisida, seperti: Benlate, Dithane M45, Baycor, Delsene MX200, atau Daconil pada awal serangan dengan takaran 2 g/l air. Fungisida laian yang dapat mengendalikan penyakit embun tepung dan bercak daun adalah hexakonazol yang diaplikasikan pada umur 4 dan 6 minggu untuk penyakit embun tepung atau 4, 5, dan 6 minggu untuk penyakit bercak daun (Balitkabi, 2005). Sementara itu penyakit embung tepung juga dapat dikendalikan dengan menggunakan varietas tahan, seperti: Sriti dan Kutilang. Menurut Anwari dan Iswanto (2004), varietas Kutilang mempunyai tingkat ketahanan lebih tinggi terhadap penyakit embun tepung. Penggunaan varietas tahan dapat menggurangi pemakaian fungisida sehingga dapat menekan biaya produksi dan secara tidak langsung juga melestarikan lingkungan.


2.3  Panen dan Pascapanen

            Panen merupakan salah satu tahapan untuk memperoleh hasil. Karenanya harus melakukan panen pada waktu yang tepat. Jika panen dilakukan lebih awal, maka kualitas biji akan rendah. Jika panen terlambat, biji dapat berkecambah dan pecah pada waktu tanaman masih di lahan. Kegiatan penting lain setelah polong dipanen adalah penanganan pasca panen.
 
 Panen
            Kacang hijau dipanen sesuai dengan umur varietas. Tanda lain kacang hijau telah siap untuk dipanen adalah berubahnya warna polong dari hijau menjadi hitam atau coklat dan kering. Keterlambatan panen dapat mengakibatkan polong pecah saat dilapangan. Panen dilakukan dengan cara dipetik. Panen dapat dilakukan satu, dua atau tiga kali tergantung varietas. Jarak antara panen kesatu dan ke dua 3-5 hari.
  
Pasca Panen

            Pengeringan polong dilakukan selama 2-3 hari dibawah sinar matahari. Pembijian dilakukan secara manual yaitu dipukul-pukul dengan tongkat kayu. Pembijian dilakukan di dalam kantong atau karung untuk menghindari kehilangan hasil. Pembersihan niji dari kulit polong dilakukan dengan tampi. Sebelum disimpan biji kacang hijau di jemur kembali sampai mencapai kering simpan yaitu kadar air 8 - 10 %.











BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Kacang hijau merupakan salah satu komoditas kacang-kacangan yang banyak dimakan rakyat Indonesia. Tanaman ini selain banyak mengandung zat-zat gizi juga bermanfaat untuk proses pengobatan. Secara agronomis dan ekonomis, tanaman kacang hijau memiliki kelebihan dibanding tanaman kacang-kacangan lainnya. sangat berpotensi untuk mengembangkan tanaman kacang hijau di lahan sawah yang selama ini sebagian besar dibiarkan bera setelah panen padi untuk waktu cukup lama (1-3 bulan). Lahan yang memiliki potensi itu adalah: lahan sawah tadah hujan seluas 50.688 ha, lahan sawah irigasi desa seluas 50.858 ha, dan lahan sawah irigasi sederhana seluas 43.790 ha. Permasalahannya, adalah masih rendahnya produktivitas hasil yaitu hanya 1,1 t/ha dibanding potensi hasilnya yang mencapai 1,6 t/ha dan bahkan dapat mencapai 2 t/ha. Hal ini antara lain disebabkan oleh praktek budidaya yang kurang optimal.

Saran
            Dalam melakukan teknik budidaya kacang hijau Diharapkan adanya kerjasama yang baik antara pemerintah dengan petani dalam meningkatkan produksi kacang hijau, terutama dalam hal perrluasan lahan dan jaminan harga pasar yang mampu mengoptimal kan kesejahteraan petani kacang hijau













DAFTAR PUSTAKA

Budhi Santoso Radjit. 2002. Komponen Teknologi Peningkatan Produksi pada Kacang Hijau (Vigna radiata L). Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Dalam mendukung Agribisnis. Yogyakarta 2 Nopember 2002. Kerjasama Pusat Penelitian dan Pengembangan  Sosial Ekonomi Pertanian BPTP Yogyakarta dengan Universitas Muhamadiyah Yogyakarta. Fakultas Pertanian.
Hipi. A, B. Tri Ratna, M. Zairin, Irianto Basuki dan Hasil Sembiring. 2001. Peningkatan Intensitas Tanam dengan Penerapan Polatanam Tumpang Gilir di Lahan Kering NTB. Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Pertanian.  Badan Litbang Pertanian. Pusat Litbang Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.
Kasno. A. 1993. Perbaikan Genetik Kacang Hijau Untuk Stabilitas Hasil. Monograf Balittan Malang. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Balittan Malang. Monograf Kacang Hijau No. 4.
Oldeman.L.R., Irsal Las dan Muladi. 1980. The Agroclimatic Map Of  Kalimantan, Irian Jaya, and Bali, West and East Nusa Tenggara. CRIA. Bogor. Indonesia.
Rubiyo, Mery Alam, T.S. dan M. Taufiq Ratule. 2001. Daya Hasil Varietas Kacang Hijau Dengan Beberapa Dosis Pupuk pada Tanah Podsolik Merah Kuning. Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Pertanian Dalam Upaya Optimalisasi Potensi Wilayah Mendukung Otonomi Daerah. Pusat Litbang Sosial Ekonomi Pertanian. Badan Litbang Pertanian Bekerja sama Dengan Universitas Udayana. Denpasar bali. 2001.









Senin, 16 April 2012

MEKANISASI PERTANIAN


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            Didalam praktikum mekanisasi pertanian ini banyak materi yang diberikan salah satunya adalah pengenalan mesin pengolah hasil pertanian, agar mahasiswa dapat lebih mengerti dengan materi tersebut oleh karena itu mahasiswa diberikan tugas untuk menyusun makalah ini agar mahasiswa mendapatkan literature yang lebih banayk lagi.
            Adapun isi dari makalah ini mencakup pengenalan berbagai macam mesin pengolahan hasil pertanian. Kemudian juga akan dijelaskan informasi mengenai konstruksi alat, cara kerja, serta tujuan penggunaanya.
            Diharapkan dengan adanya makalah ini ada beberapa hal yang bisa dicapai misalnya mahasiswa dibekali informasi yang diperlukan sebelum mengoperasikan alat dan mesin tertentu. Kemudian mahasiswa mengetahui langkah-langkah yang harus diikuti agar keamanan alat dan keselamatan kerja dapat tercapai.
1.2 Tujuan
            Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis alat dan mesin pertanian, dapat mengoperasikan dengan baik dan benar serta dapat menghitung efektifitas penggunaan peralatan dan mesin pertanian.
1.3 Manfaat
            Memperkenelkan kepada mahasiswa pertanian tentang bagaimana menerapkan pertanian yang modern yaitu pertanian yang menggunakan berbagai peralatan yang memudahkan didalam pengerjaan pertanian.

BAB II
TEORI DASAR
2.1 Definisi Traktor Dua Roda
            Traktor dua roda sering disebut juga sebagai traktor tangan atau hand traktor yang mana traktor tangan ini menggunakan motor satu silinder dengan daya 5-15 hp, bahan bakar yang digunakan umumnya solar. Motor penggerak dipasang pada kerangka dengan 4 buah baut pengencang. Motor dapat digeser kearah depan dan belakang untu memperoleh keseimbangan traktor. Untuk menghidupkan traktor ini digunakan engkol.
            Kerangka pada traktor tanagan berperan sebagai tempat kedudukan motor penggerak , unit transmisi dan bagian traktor lainnya .ddaya pada motor penggerak disalurkan melalui putaran poros engkol kekopling utama melalui sabuk V. kopling utama meneruskan daya tersebut kesusunan roda gigi transmisi untuk menggerakkan poros roda dan poros rotary. Disamping untuk menyalurkan daya, unit transmisi juga berfungsi untuk mengatur keceptan traktor.

Keterangan:
1. As (poros) roda
2. Tuas kopling kemudi belok kanan
3. Stang kemudi
4. Tuas gas
5. Kemudi pembantu
6. Tuas persneleng utama
7. Tuas kopling utama
8. Tuas persneleng cepat lambat
9. Tuas penyangga depan
10. Gantungan pisasu rotary
11. Pully penegang
12. Penyangga depan
13. Kerangka
14. Pemberat depan
15. Pully mesin
16. V-belt
17. Pully utama
18. Penutup V-belt
19. Gear box (rumah persneleng)
20. Tutup kotak peralatan
21. Tombol lampu dan bel
22. Tuas kopling kemudi belok kiri
23. Tuas persneling mesin rotari
24. Ban

2.1.1 Ukuran traktor dua roda menurut kapasitas.
Berdasarkan kapasitasnya traktor roda dua dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
Ø  Traktor tangan berukuran kecil, tenaga penggeraknya kurang dari 5 hp
Ø  Traktor tangan berukuran sedang, tenaga penggeraknya antara 5 - 7 hp
Ø  Traktor tangan berukuran besar, tenaga penggeraknya antara 7–12 hp
2.1.2 Jenis pekerjaan yang bisa dilakukan traktor dua roda
            umumnya digunakan pada lahan yang sempit dan banyak digunakan petani di Indonesia, karena dapat berputar dengan tajam atau lintasan berputar yang sempit jika dibandingkan dengan mini traktor Traktor tangan dengan daya yang kecil dapat digunakan pada kebun yang kecil (Garden Traktor), sperti untuk kebun sayuran orgnik dengan dengan system kelambu.
2.1.3 Komponen utama traktor dua roda.
            Langkah pertama yang harus dipelajari untuk dapat mengoperasikan traktor dua roda ini adalah mengenal traktor dua roda itu sendiri. Bagian – bagian traktor dua roda itu sendiri adalah :
-          Handle stang
-          Tuas gas
-          Handel stang bantu
-          Tuas perseneling utama
-          Tuas kopling utama
-          Tuas perseneling rotary
-          Tuas kopling kemudi
-          Tuas pengatur dalam bajakan
-          Penggantung unit rotary

2.1.4 jenis – jenis alat bantu traktor dua roda
            Alat-alat bantu pada traktor dua roda adalah sebagai berikut :
a.       Unit roda.
-          Roda ban
-          Roda pengatur kedalaman bajakan
-          Roda besi
-          Roda apung
b.      Unit equipment atau peralatan lainnya
-          Bajak singkal
-          Bajak rotary
-          Gelebeg
-          Ridger
-          Trailer
-          Transplanter
-          Seed drill
-          Pontoon atau pelampung.
2.2 Definisi Traktor Empat Roda
            Traktor mini merupkan traktor empat roda dengan daya berrkisar 12-15Hp dimana dalam mengoperasikannya atau mengendarai sama dengan mengendarai mobil yang dilengkapi dengan stir kemudi sebagai pengendali arah dengan operator duduk , berbeda dengan traktor tangan operator ikut berjalan dengan memegang handel stang. Komponen atau u nit yang digunakan hamper sama dengan raktor tangan . pada traktor empat roda dilengkapi dengan poros PTO (Power Take Of) sehingga untuk kepentingan tertentu seperti tenaga untuk memutar bajak rotary dapat diambilkan langsung dari putaran poros mesin  (PTO).
2.2.1 ukuran traktor empat roda menurut kapasitas
   Berdasarkan kapasitasnya traktor roda 4 dibedakan menjadi :
1)      Traktor mini ( < 25 pk)
2)      Traktor sedang (25 pk  –  50 pk)
3)      Traktor besar ( > 50 pk)

2.2.2 jenis pekerjaan yang bisa dilakukan traktor empat roda
            Traktor mini mempunyai tenaga yang cukup besa sehingga traktor ini cocok digunakan pada daerah atau areal pertanian yang luas, seperti misalnya pada areal persawahan traktor ini sangat cocok. Jika areal persawahanya dlam maka traktor ini bisa memakai roda apung, yang mana roda ini dapat mempermudah pekerjaan karena kemungkinn roda untuk slip sangat sedikit.

2.2.3 Komponen utama traktor empat roda
-          Pedal rem
-          Tumpuan kaki
-          Pedal pengunci differensial
-          Panel instrument
-          Radiator
-          Motor penggerak
-          Saringan udara
-          tangki bahan bakar
-          tuas pengatur gas
-          stir kemudi
-          Tuas perseneling utama
-          Tuas perseneling PTO
-          Tuas pengatur hidrolik
-          Tempat duduk operator
-          Poros PTO
-          Roda belakang dan depan
-          Batang rem
-          Tuas perseneling
-          Pedal kopling
-          Bak gigi kemudi
-          Motor starter
-          Aki


2.2.4 jenis-jenis alat bantu traktor empat roda.
Tidak jauh berbeda dengan traktor dua roda, traktor mini memilki alat bantu sebagai berikut :
a.       Unit roda.
-          Roda ban
-          Roda pengatur kedalaman bajakan
-          Roda besi
-          Roda apung
b.      Unit equipment atau peralatan lainnya
-          Bajak singkal
-          Bajak rotary
-          Gelebeg
-          Ridger
-          Trailer
-          Transplanter
-          Seed drill
-          Pontoon atau pelampung.

2.3 Motor bakar
            Bersamaan dengan bertambahnya kebutuhan tenaga untuk pekerjaan – pekerjaan stationer seperti pengolahan hasil pertanian, penggergajian dan sebagainya behasil pula diciptakan sumber tenaga motor bakar. Pada mulanya motor bakar eksternal (motor uap ) kemudian motor bakar internal ( motor mesin dan diesel . pada prinsipnya motor ini menggunkan bahan bakar seperti kayu , batu bara bensin dan solar.dimana setelah pembakaran terjadi panas kemudian tekanan yang akhirnya dirubah menjadi gerakan-gerakan mekanis yang menghasilkan tenaga.
            Sekarang motor bakar internal telah menggantikan motor bakar eksternal karena :
-          Lebih efisien (15-30% sedangkan motor bakar eksternal lebih kurang 10%)
-          Hp atau satuan berat lebih besar.
-          Lebih kompak
-          Lebih menarik dan mudah untuk start dan pemelihaaan.
-          Mudah dibuat dalam berbagai ukuran sesuai dengan kebutuhan.
2.3.1 motor 2 tak
            Yang menjadi cirri-ciri umum motor 2 tak adalah system pelumasnya dicampurkan kedalam bensin maka gas buang mesin dua langkah berwaarna putih, kemudian suara mesin lebih halus karena setiap dua langkah terjadi satu kali pembakaran bensin, pemakaian bahan bakar lebih boros,
            Dan keuntungan dari motor dua tak ini diantaranya adalah proses pembakaran terjadi setiap putaran poros engkol sehingga putaran poros engkol lebh halus untuk itu putaran lebih rata, tidak memerlukan lep , komponen part lebih sedikit , perawatan lebih mudah dan relative murah, momeen punti untuk putaran lanjutan poros lebih kecil sehingga menghasilkan gerakan yang halus , bila dibandingkan dengan mesin empat langkah dalam kapasitas yang sama tenaga yang dihasilkan lebih besar, proses pembakaran terjadi dua kali sehingga tenaga lebih besar.
            Sedangkan kerugian memakai motor 2 tak ini adalah langkah masuk dan buang lebih pendek, sehingga terjadi kerugian langkah tekanan kembali gas buang lebih tinggi, karena bagian silinder terdapat lubang-lubang, timbul gesekan antara ring piston akan lebih cepat aus.karena lubang-lubang terdapat pada b again silinder maka akan mudah timbul panas, putaran rendah sulit diperoleh, konsumsi pelumas lebih banyak.

2.3.2 Motor 4 tak
            Pada mesin motor 4 tak atau four stroke engine adalah sebuah mesin dimana untuk menghasilkan sebuah tenaga memerlukan empat proses langkah naik turun piston, duakali rotasi kruk as, dan satu putaran noken as (camsaft).
Empat proses tersebut terbagi dalam siklus: langkah hisap , bertujuan untuk memasukkan kabut udara bhan bakar kedalam silinder. Sebagai mana tenaga mesin diproduksi tergantung dari jumlah bahan bakar yang terbakar selama proses pembakaran. Langkah kompresi , dimulai saat klep inlet menutup dan piston terdorong kearah ruang bakar akibat momentum dari kruk as dan flywheel. Tujuan dari langkah kompresi adalah untuk meningkatkan temperature sehingga campuran udara bahan bakar dapat bersenyawa. Rasio kompresi ini nantinya berhubungan erat dengan produksi tenaga. Langkah tenaga , dimulai ketika campuran udaa/bahan bakar dinyalakan oleh busi. Dengan cepat campuran yang terbakar ini merambat dan terjadilah leakan yang tertahan oleh dinding kepala silinder sehingga menimbulkan tendangan balik bertekanan tinggi yang menddorong piston turun  kesilinder bore. Gerakan linear dari piston ini dirubah menjadi gerak rotasi oleh kruk s. energy rotasi diteruskan sebagai momentum menuju flywheel yang bukn hanya menghasilkan tenaga , counter balance weigth pada kruk as membantu piston melakukan siklus berikutnya. Langkah buang, langkah ini menjadi sangat penting untuk menghasilkan operasi kinerja mesin yang lembut dan efisien. Piston bergerak mendorong gas sissa pembakaran keluar dari silinder menuju knalpot. Proses ini harus dilakukan dengan total, dikarenakan sedikit saja terdapat gas sisa pembakaran yang tercampur bersama pemasukan gas baru akan mereduksi potensial tenaga yang dihasilkan.
2.3.3 Motor diesel
Motor bakar diesel yang berbeda dengan motor bakar bensin proses penyalaannya bukan dengan loncatan bunga api listrik. Pada langkah isap hanyalah udara segar yang masuk kedalam silinder. Pada waktu torak hampir mencapai TMA bahan bakar disemprotkan kedalam  silinder. Terjadilah penyalaanan untuk pembakaran, pada saat udara masuk kedalam silinder sudah bertemperatur tinggi.
Sistim bahan bakar
Ada tiga sistem yang banyak dipakai dalam penyaluran bahan bakar dari tangki bahan bakar sampai masuk kedalam silinder pada motor diesel
  1. sistem pompa pribadi
  2. sistem distribusi dan
  3. sistem akumulator

 Prinsip Dasar  Motor Diesel Empat Langkah
Mesin empat langkah adalah mesin yang melengkapi satu siklusnya yang terdiri dari proses kompresi, ekspansi, buang dan hisap selama dua putaran poros engkol. Prinsip kerja motor diesel empat langkah di gambarkan pada gambar 2.1 dibawah ini.
                  

Gambar 2.1 Prinsip Kerja Motor Diesel Empat Langkah



2.3.4 Motor bensin
            Motor bensin termasuk ke dalam jenis motor bakar torak. Proses pembakaran bahan bakar dan udara di dalam silinder (internal combustion engine). Motor bakar bensin dilengkapi dengan busi dan karburator yang membedakanya dengan motor diesel .
Busi berfungsi untuk membakar campuran udara-bensin yang telah dimampatkan dengan jalan memberi loncatan api listrik diantara kedua elektrodanya. Karena itu motor bensin dinamai  dengan spark ignitions. Sedangkan karburator adalah tempat bercampurnya udara dan bensin. Campuran tersebut kemudian masuk ke dalam silinder yang dinyalakan oleh loncatan bunga api listrik dari busi menjelang akhir langkah kompresi.
2.4 Oil pelumas
Pelumas (lubricant atau sering disebut lube) adalah suatu bahan (biasanya berbentuk cairan) yang berfungsi untuk mereduksi keausan antara dua permukaan benda bergerak yang saling bergesekan. Suatu bahan cairan dapat dikategorikan sebagai pelumas jika mengandung bahan dasar (bisa berupa oil based atau water/glycol based) dan paket aditif.
Pelumas mempunyai tugas pokok untuk mencegah atau mengurangi keausan sebagai akibat dari kontak langsung antara dua permukaan logam yang saling bergesekan sehingga keausan dapat dikurangi, besar tenaga yang diperlukan akibat gesekan dapat dikurangi dan panas yang ditimbulkan oleh gesekan pun akan berkurang.
Pelumas dapat dibedakan type/jenisnya berdasarkan bahan dasar (base oil), bentuk fisik, dan tujuan penggunaan.
  1. Dilihat dari bentuk fisiknya :
a. Minyak pelumas (lubricating oil)
b. Gemuk pelumas (lubricating grease)
c. Cairan pelumas (lubricating fluid)
  1. Dilihat dari bahan dasarnya :
a. Pelumas dari bahan nabati atau hewani
b. Pelumas dari bahan minyak mineral atau minyak bumi
c. Pelumas sintetis
  1. Dilihat dari penggunaannya :
a. Pelumas kendaraaan
b. Pelumas industry
c. Pelumas perkapalan
d. Pelumas penerbangan

  1. Dilihat dari pengaturan atau pengawasan mutunya :
a. Pelumas kendaraan bermotor :
    • Minyak pelumas motor kendaraan baik motor bensin /diesel
    • Minyak pelumas untuk transmisi
    • Cairan pelumas transmisi otomatis dan sistim hidrolis (Automatic transmission fluid & hydraulic fluid)
b. Pelumas motor diesel untuk industri :
    • Motor diesel putaran cepat
    • Motor diesel putaran sedang
    • Motor diesel putaran lambat
c. Pelumas untuk motor mesin 2 langkah :
    • Untuk kendaraan bermotor
    • Untukm perahu motor
    • Lain lain ( gergaji mesin, mesin pemotong rumput )
d. Pelumas khusus
Jenis pelumas ini banyak ragamnya yang penggunaannya sangat spesifik untuk setiap jenis, diantaranya adalah untuk senjata api, mesin mobil balap, peredam kejut, pelumas rem, pelumas anti karat, dll.
2.5 Macam-macam pola bajak
a.Bajak singkal (moldboard plow)
Bajak singkal termasuk bajak yang paling tua. Di Indonesia bajak singkal inilah yang paling sering digunakan oleh petani untuk melakukan pengolahan tanah, dengan tenaga ternak hela sapi atau kerbau sebagai sumber daya penariknya.
Secara umum bajak singkal dibedakan atas 2 jenis, yaitu bajak singkal satu arah (one-way moldboard plow) dan bajak singkal dua arah (two-way moldboard plow). Bajak singkal satu arah adalah jenis bajak singkal dimana pada waktu pengolahan tanah akan melempar dan membalik tanah hanya pada satu arah saja. Sedangkan bajak singkal 2 arah pada waktu mengolah tanah arah pelemparan atau pembalikan tanah dapat diatur 2 arah, yaitu ke kanan dan ke kiri. Bagian-bagian utama dari bajak singkal yang aktif mengolah tanah adalah pisau bajak (share), singkal (moldboard) dan penstabil bajak (landside).
Bajak singkal
(Moldboard plow)
Fungsi dari pisau bajak adalah untuk memotong tanah secara horisontal. Biasanya alat ini terbuat dari logam yang berbentuk tajam. Singkal berfungsi untuk menghancurkan dan membalik tanah, karena bentuknya yang melengkung maka pada waktu bajak bergerak maju, tanah yang terpotong akan terangkat ke atas dan kemudian dibalik dan dilemparkan sesuai dengan arah pembalikan bajak. Landside berfungsi untuk mempertahankan gerak maju bajak agar tetap lurus, dengan cara menahan atau mengimbangi gaya kesamping yang diterima bajak singkal pada waktu bajak tersebut digunakan untuk memotong dan membalik tanah.
Untuk meyempurnakan hasil kerjanya, selain bagian-bagian utama di atas, bajak singkal juga dilengkapi dengan perlengkapan tambahan, yaitu roda alur penstabil (furrow wheel), roda dukung (land wheel), kolter, jointer dan kerangka.
Furrow wheel berfungsi untuk menjaga kestabilan pembajakan. Land wheel berfungsi untuk mengatur kedalaman sehingga kedalamannya konstan. Kolter berfungsi untuk memotong seresah dan memotong tanah ke arah vertikal sehingga pembalikan tanah menjadi lebih ringan dan biasanya dipasang di depan bajak serta berada sedikit di atas mata bajak. Jointer berfungsi untuk memungkinkan penutupan seresah lebih sempurna dalam pembajakan, terpasang di atas pisau bajak dengan kedalaman kerja + 5 cm. Pada kerangka terdapat titik penggandengan yang nantinya akan dirangkaikan dengan sumber daya penariknya.
Penggunaan bajak singkal ini memiliki beberapa kelebihan, antara lain : pembalikan tanah lebih seragam pada tiap petak tanah yang diolah, lebih praktis untuk pengolahan tanah sistem kontur, tidak menimbulkan alur mati (dead furrow) atau alur punggung (back furrow) sehingga pembajakan lebih rata. Bajak singkal dapat dipergunakan untuk mengait dan mencacah gulma, serta pembajakan di bawah vegetasi hijau yang tinggi. Bajak ini bekerja dengan ditarik oleh penggandeng misalnya traktor. Namun bajak jenis ini konstruksinya biasanya lebih berat dan lebih rumit, sehingga untuk ukuran yang besar perlu dilengkapi sistem hidrolis untuk pemutaran mata bajaknya, dengan tenaga operator yang lebih terampil.
b.Bajak piringan (disc plow)
                 Bajak piringan fungsinya sama dengan bajak singkal, yaitu untuk pengolahan tanah pertama tetapi singkalnya diganti dengan piringan. Piringan bulat seperti parabola dan berfungsi untuk memotong dan membalik tanah.
c.Bajak putar (rotary plow)
                 Pengolahan tanah dengan bajak akan menghasilkan bongkahan-bongkahan yang besar, sehingga biasanya masih diperlukan tambahan pengerjaan untuk memperoleh keadaan tanah yang lebih halus lagi.
Dengan menggunakan bajak putar pengerjaannya hanya dilakukan sekali tempuh. Bajak putar ini dapat digunakan pada tanah yang kering maupun tanah sawah, kadang-kadang juga digunakan untuk mengerjakan tanah kedua dan juga dapat digunakan untuk melakukan penyiangan atau pendangiran. Penggunaan bajak rotari untuk pengolahan tanah dapat memberikan hasil yang lebih baik (baik untuk tanah kering maupun tanah basah).
Bajak putar (rotary plow)
Untuk mengatasi lengketnya tanah pada pisau maka dapat dilakukan dengan mengurangi jumlah pisau dan mempercepat putaran pada rotor dan memperlambat gerakan maju. Makin cepat perputaran rotor akan lebih banyak daya yang digunakan, namun akan diperoleh hasil penggemburan yang lebih halus.
Rotari memiliki bagian-bagian yang sangat penting, yaitu : pisau, poros putar, rotor, penutup belakang (rear shield) dan roda dukung (land wheel). Pisau berfungsi untuk mencacah tanah pada waktu pengolahan tanah dengan bajak putar, pisau-pisau potong biasanya dipasang pada poros yang digerakkan horisontal yang bekerja dengan 300 putaran per menit. Rotor berfungsi sebagai tempat pemasangan pisau-pisau dari bajak putar. Rear shield berfungsi untuk membantu penghancuran tanah, adanya penutup belakang ini memungkinkan tanah lebih hancur karena tanah yang terlempar dari pisau terbentur pada penutup. Land wheel berfungsi untuk mengatur kedalaman pengolahan tanah.
Prinsip kerja dari rotary ini adalah : pisau-pisau dipasang pada rotor secara melingkar sehingga beban terhadap mesin merata dan dapat memotong tanah secara bertahap. Sewaktu rotor berputar dan alat bergerak maju maka pisau akan memotong tanah. Luas tanah yang terpotong dalam sekali pemotongan tergantung pada kedalaman dan kecepatan bergerak maju. Gerakan putaran rotor-rotor (pisau-pisau) diakibatkan daya dari rotor yang diteruskan melalui sistem penerusan daya khusus sampai ke rotor tersebut.
d.Bajak pahat (chisel plow)
           Dalam pengolahan tanah, bajak pahat berfungsi untuk merobek dan menembus tanah dengan menggunakan alat yang menyerupai pahat atau ujung sekop sempit yang disebut mata pahat atau chisel point. Mata pahat ini terletak pada ujung tangkai atau batang yang disebut bar.
            Adapun fungsi dari baja pahat adalah untuk memecahkan tanah yang keras dan kering, dan ini biasanya dilakukan sebelum pembajakan untuk tanah tertentu, digunakan untuk pengerjaan pada tanah bawah, dipergunakan pada tanah yang berjerami dan untuk menutup sisa-sisa perakaran yang berada dalam tanah dan juga berfungsi untuk memperbaiki infiltrasi air pada tanah sehingga dapat mengurangi erosi.
             Pada dasarnya bajak pahat ini dipakai untuk pembajakan dangkal maupun pembajakan dalam sampai kedalaman 45 cm atau lebih tergantung pada keperluan dan jenis mata pahatnya. Jenis dan lebar alat bervariasi tergantung dari keperluan dan sumber daya penariknya.
e. Bajak tanah bawah (sub soil plow).
              Bajak tanah bawah berfungsi untuk merobek dan menembus lapisan tanah sub soil dengan menggunakan alat yang menyerupai pahat namun ukuran dan kedalamannya lebih besar.
2.6 Element dasar traktor
Elemen-elemen dasar traktor adalah sebagai berikut :
Roda traktor bisa diberi pemberat untuk memperbesar traksi. Traktor juga diberi pemberat pada bagian depannya untuk menyeimbangkan traktor, terutama setelah dipasangkan implemen.

2.7 definisi alat penyemprot
            Alat penyemprot atau sering disebut dengan sprayer adalah suatu alat yang berfungsi untuk menyemprotkan cairan dengan efektif dan mendistribusikan secara seragam diatas permukaan atau ruangan untuk menccukupi kebutuha air tanaman atau untuk melindungi tanaman dari gangguan hama dan penyakit tanaman dengan menggunakan pestisida.
2.7.1 Jenis-jenis alat penyemprot
            Alat ini memiliki banyak jenis, jika kita lihat dari sumber tenaganya, alat ini terbagi atas :
  • Alat penyemprot tenaga tangan :
- Atomizer
- Alat penyemprot jenis udara bertekanan (compressed Air Sprayer)
- Alat penyemprot jenis gendong Knapsack sprayer
  • Alat penyeemprot bertenaga motor (power sprayer)
- Alat penyemprot hidrolik (hidrolic sprayer)
- Alat penyemprot blower (blower sprayer), biasanya digunakan pada areal perkebunan yang luas, dengan mesin ini hembusan udara bertekanan tinggi menyemprotkan bahan kimia dari mesin  ke pohon , dimana cairan kimia dirubah menjadi partikel halus oleh aliran udara yang kuat.



2.7.2 Jenis-jenis nozzle dan kegunaannya
Flooding nozzle
Cocok untuk digunakan dengan penyemprot yaditerapkan herbisida ng dan pupuk cair.Sebuah perkumpulan nosel termasuk plastik, satu bagian ujung banjir yang melekat langsung di atas konektor bayonet badan nozzle. Tubuh nosel adalah tipe diafragma untuk mengurangi berat badan, biaya dan kompleksitas tapi dimodifikasi untuk meningkatkan kapasitas aliran. Dalam satu perwujudan, sebuah bayonet 90 derajat disediakan pada tubuh nosel menara, dan pilihan bayonet lainnya juga tersedia di menara untuk pola semprotan fan datar. Dalam perwujudan kedua, pola radial bayonet konvensional meluasnya disediakan, dan ujung banjir itu sendiri dibuat dengan memutar 90 derajat. Sistem plumbing digunakan untuk aplikasi spray tingkat tinggi dengan ujung banjir sama dengan tarif yang lebih rendah penyemprotan menggunakan ujung yang berbeda terpasang pada konektor bayonet lain di menara
Two fluid nozzle
Jenis spray nozzle mungkin membutuhkan lebih banyak udara atomisasi dan penurunan tekanan udara yang tinggi atomisasi karena pencampuran dan atomisasi cairan terjadi di luar nozzle. Penurunan tekanan cair lebih rendah untuk jenis nozzle, kadang-kadang menarik cairan ke nozel karena hisap disebabkan oleh saluran udara atomisasi (nosel menyedot). Jika cair yang akan dikabutkan berisi padatan sebuah alat penyemprot campuran eksternal mungkin disukai. semprotan ini mungkin dibentuk untuk menghasilkan pola semprotan yang berbeda. Pola datar dibentuk dengan pelabuhan udara tambahan untuk meratakan atau membentuk kembali semprot melingkar debit penampang. Pengendalian nozel dua fluida.Banyak aplikasi menggunakan nozel dua fluida untuk mencapai ukuran drop dikendalikan kecil rentang operasi. nozel Masing-masing memiliki kurva kinerja, dan cairan dan tingkat aliran gas menentukan ukuran drop [4]. drop size berlebihan dapat mengakibatkan kegagalan peralatan bencana atau mungkin berdampak negatif pada proses atau produk. Misalnya, menara pendingin gas di sebuah pabrik semen sering memanfaatkan evaporative cooling yang disebabkan oleh air dikabutkan oleh nozel dua cairan ke gas sarat debu. Jika tetes tidak sepenuhnya menguap dan menyerang dinding pembuluh debu akan menumpuk, sehingga potensi untuk pembatasan aliran di saluran outlet, mengganggu operasi pabrik.

Sentrifugal nozzle
Sebuah sprayer sentrifugal memiliki tangkai yang diputar mendefinisikan sumbu rotasi, dan baling-baling menempel pada poros dan berorientasi tegak lurus dengan sumbu rotasi. baling-baling itu meluas radial dari ujung tumit pada jarak radial dari sumbu rotasi ke ujung jari kaki pada radial lebih jauh dari sumbu rotasi. baling-baling ini memiliki wajah depan berlubang di sebuah arah putaran.

           








BAB III
ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
3.1.1 Bajak singkal
            Bajak singkal digunakan untuk pengolahan tanah pertama , yaitu memotong dan memblikkan tanah serta vegetassi yang ada pada permukaan tanah yang akan diolah. Berdasarkan arah jatuh tanah yang terpotong bajak singkal ada dua macam yaitu bjak singkal yang dapat membalikkan tanah ke satu arah, umumnya arah jatuh pemotongan tanah kesebelah kanan dan bajak singkal yang dapat membalikkan tanah dua arah yaitu kekiri atau kekanan.
3.1.2 Bajak Rotary
            Bajak rotary digunakan untuk pengolahan tanah pertama dan dapat juga digunakan untuk pengolahan tanah kedua, dengan hasil olahan tanah halus dan rata. Bajak rotary terdiri dari beberapa pisau (16-24) pisau yang menempel pada sumbu rotary dan berputar selama kegiatan pengolahan tanah. Perputaran pisau rotary yang dipasang pada traktor tangan penyaluran tenaganya dengan system rantai penyalur tenaga sedangkan yang terpasang pada traktor roda empat diambil langsung  dari putaran poros mesin melalui PTO. Posisi putaran pisau rotary dapat dirubah sesuai dengan hasil pengolahan tanah yang dikehendaki.
3.1.3 stopwatch
            Stopwatch digunakan untuk menghitung kecepatan traktor untuk mengolah tanah dengan panjang lahan yang telah ditentukan dilapangan. Atau untuk mengetahui berapa kecepatan traktor dalam mengolah tanah pada luas lahan tertentu.

3.1.4 Meteran
            Manfaat dari meteran ini adalah untuk mengukur panjang, baik itu panjang lahan, lebar lahan, ataupun luas lahan, meteran juga berguna dalam pembuatan bedengan, karena untuk mengukur panjang dan lebar bedengan serta lebar parit jarak antara bedengan.
3.1.5 Gelas ukur
            Untuk mengukur berapa banyak bahan bakar dalam hal ini solar, yang digunakan untuk mengolah lahan dengan luas tertentu, cara mengukurnya adalah petama tama sebelum mengolah lahan bahan bakar pada traktor diukur dulu kedalamannya menggunakan kayu, setelah itu traktor dipakai untuk mengolah lahan, setelah pekerjaan pengolahan lahan selesai, bahan bakar pasti berkurang, untuk itu ketika akan mengisi bahan bakar traktor seperti semula, solar harus di ukur menggunakan gelas ukur, dengan demikian dapat diketahui berapa banyak bahan bakar yang habis terpakai untuk mengolah lahan.
3.1.6 Cangkul
            Sebelum pengolahan lahan dilakukan, gulma-gulma harus dibersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan cangkul, selain untuk membersihkan lahan dari gulma, cangkul juga digunakan untuk membuat bedengan.
3.1.7 Patok
            Patok itu sendiri digunakan untuk memberi tanda untuk lahan yang telah diukur, hal ini bertujuan agar dalam mengolah lahan tidak berbelok-belok, begitu juga dalam membuat bedengan, bedengan akan terlihat lurus dan rapi setelah menggunakan patok tersebut.

3.2 Lahan
            Didalam praktikum, lahan yang digunakan seluas kurang lebih 431.25 m2 yang mana didalam lahan tersebut dibuat bedengan sebanyak kurang lebih 14 bedengan dengan luas masing-masing bedengan adalah 1x23 m, dan lebar parit antar bedengan kurang lebih 50cm. dalam praktikum ini lahan akan ditanami cabai.















BAB IV
PROSEDUR KERJA
4.1 Prosedur Umum
            Mula-mula lahan yang akan diolah diukur terlebuh dahulu menggunakan meteran, setelah itu lahan dibersihkan menggunakan cangkul dan tanaahnya diratakan agar didalam mengolah lahan traktor tidak terbalik, setelah siap, lahan diolah menggunakan hand traktor ataupun mini traktor yang dipasang dengan bajak singkal untuk pengolahan lahan pertama, setelah tanah dibalikkan menggunakan bajak singkal, lahan di gemburkan lagi menggunakan bajak rotary, setelah penggemburan selesai lahan siap untuk dibuat bedengan, pembuatan bedengan dimulai dengan mengukur terlebih dahulu lalu ukuran tersebut diberi patok untuk menandai ukuran agar bedengan rapi, setelah bedengan selesai dilanjutkan dengan pemberian pupuk kandang masing-masing bedengan diberi pupuk kandang sebanyak 4 karung, setelah selesai bedengan dibiarkan Selma 1 minggu agar pupuk kandang tidak terlalu panas yang mana jika pupuk kandang tersebut panas maka dapat berdampak bagi bibit cabai, setelah itu cabai yang telah disemai sebelumnya dipindahkan kelahan, lalu disiram dengan menggunakan mesin penyiram yang telah dilengkapi dengan nozzle, setelah itu dilakukan perawatan setiap harinya agar hasil panen nantinya bisa maksimal.
4.1.1 Cara menghidupkan traktor dua roda
            Pertama-tama periksalah engine dan semua bagian traktor sehingga yakin dalam kondisi baik, kemudian aturlah gas sehingga pada saat setelah dihidupkan gas tidak terlalu rendah, lalu gunakan lah engkol untuk meghidupkan, tarik tuas kopling lalu putar engkol, setelah putaran engkol maksimal, lepaskan tuas kopling, setelah mesin menyala peganglah stang kemudi dengan sedikit menekannya sampai batas pinggang agar diperoleh keseimbangan.

4.1.2 Cara menghidupkan traktor 4 roda
            Perikasa mesin terutama bahan bakar, pelumas dan air radiator, sehingga yakin dalam kondisi siap dioperasikan, naiklah dari sebelah kiri traktor. Duduklah pada jok, dan kondisikan tuas perseneling dalam posisi netral, rangkaikan pedal rem kiri dan kanan menjadi satu. Hidupkan traktor ntuk pemanaasan mesin sebelu mesin dihidupkan tekan pemijar panas beberapa saat, baru mesin hidupkan dengan menggunakan starter.
 4.1.3 Cara mematikan traktor 2 roda
            Untuk menghentikan traktor, tarik tuas kopling utama , pasangkan perseneling pada posisi netral lalu pasangkan tuas standart, dan matikan motor penggerak dengan cara memperkecil gas.
4.1.4 Cara mematikan traktor 4 roda
Untuk mematikan traktor injak pedal koplng lepaskan pedal gas sehingga putaran mesin stabil pasng posisi tuas perseneling ke posisi netral, mulai dari tuas perseneling utama kemudian tuas sub perseneling. Setelah itu matikan mesin dan turun dari sebelah kiri traktor.
4.1.5 Cara mengoperasikan traktor 2 roda
            Pertama-tama periksalah engine dan semua bagian traktor sehingga yakin dalam kondisi baik, kemudian aturlah gas sehingga pada saat setelah dihidupkan gas tidak terlalu rendah, lalu gunakan lah engkol untuk meghidupkan, tarik tuas kopling lalu putar engkol, setelah putaran engkol maksimal, lepaskan tuas kopling, setelah mesin menyala peganglah stang kemudi dengan sedikit menekannya sampai batas pinggang agar diperoleh keseimbangan, pasangkanlah tuas perseneling pada kecepatan yang diinginkan, dengan satu tangan masih memegang stang kemudi tangan yanglainnya memasangkan kopling utama sehingga traktor bergerak, segera kedua tangan memegang kemudi dan ikuti gerak traktor dengan melangkah.membelokkan arah dapat dilakukan dengan menekan kopling pada stang kemudi. Bila belok kekanan maka tekanlah tuas kopling yang kanan dan begitujuga sebaliknya. Kemudian untuk bergerak mundur, turunkan putaran motor, tarik tuas kopling utama sehingga trktor terhenti, kemudin pasangkan perseneling pada posisi “reverse”. Pasangkan kpling utama traktor akan mundur.
4.1.6 Cara mengoperasikan traktor 4 roda
            Perikasa mesin terutama bahan bakar, pelumas dan air radiator, sehingga yakin dalam kondisi siap dioperasikan, naiklah dari sebelah kiri traktor. Duduklah pada jok, dan kondisikan tuas perseneling dalam posisi netral, rangkaikan pedal rem kiri dan kanan menjadi satu. Hidupkan traktor ntuk pemanaasan mesin sebelu mesin dihidupkan tekan pemijar panas beberapa saat, baru mesin hidupkan dengan menggunakan starter. Perhtikan  susunan perseneling atau gigi., injak pedal kopling(dengan kaki kiri) sedalam-dalamnya, masukkan perseneling utama (dengan tangan kiri). Naikkan putaran motor dengan menginjak pedal gas  kaki (dengan kaki kanan). Atau menaikkan tuas gas tangan (dengan tangan kanan) untuk transportasi sebaiknya menggunakan gas kaki. Perlahan angkat pedal kopling dikaki kiri sampai separuhnya, sehingga traktor bergerak tanpa terhentak, setelah bergerak maju lepaskan kaki dari pedal kopling.tetap jaga arah pandangan lurus kedepan dn kedua tangan tetap memegang kemudi stir.untuk gerak mundur, turunkan putaran roda dan injak pedal kopling dalam-dalam injak pedal rem. Masukkan keposisi reverse koplingnya.stelah yakin daerah mundur aman injak pedal gas dan lepaskan kopling perlahan – lahan maka traktor akan mundur dan pastikan bahwa traktor dapat dihentikan setiap sat pada waktu mundur.

4.2 Proses bajak singkal traktor 2 roda
            Traktor dimundurkan perlahan-lahan menuju bagian depan alat untuk memasangkan lubang-lubang titik gandengan bawah kiri traktor pada pin gandengan kiri bawah bajak. Pada waktu mundur ini juga harus diperhatikan titik bawah gandengan traktor tidaak terlalu jauh dari pin gandengan kanan bajak. Kemudian rem tangan dipasangkan. Pin bawah kiri bajak dipasangkan pada lubang titik gandeng kiri bawah traktor.kemudian pin gandeng kanan bajak dipasangkan pada titik lubang kanan bawah bajak, dengan mengatur dari panjang batang angkat.kemudian pasangkan penggandeng atas atas bajak dengan cara memasangkan pinnya.
4.2.1 proses bajak rotary traktor 2 roda
            Berbeda dengan bajak singkal, bajak rotary memerlukan motor pemggerak langsung dari engine traktor, mula-mula alt bajak rotary dipasangkan pada bagian belakang traktor tidak lupa menyambungkan motor penggerak bajak dengan engine traktor, lalu menyambungkan badan traktor dengan alat bajak rotary, bajak ini berputar sesuai kecepatan engine, semakin cepat traktor, maka pergerakan bajak rotary juga semakin cepat, dan struktur tanah semakin bagus.
4.3 Proses bajak singkal traktor 4 roda
            Bajak singkal berfungsi mengubah struktur tanah dengan cara ditarik , bajak akan memotong , membalik dan memecah tanahsekaligus menutup gulma dan akan menjadikan kompos didalam tanah.bahagian yang paling penting dari bajak singkal adalah share,singkal dan land side, bagian share memotong tanah, kemudian meneruskan kebagian singkal. Kemudian singkal mengangkut , membalikkan serta memecah tanah. Landside bersentuhan dengan dinding alur yang menahan tekanan dari samping, share adalah untuk memotong tanah dan gulma pada saat singkal bekerja membalikkan tanah bajak bergerak maju tanah terpotong oleh pisau (share) potongan alur (furrow sslice) akan mengarah kesisi singkal (landside) bagian atas singkal dank arena kelengkungannya  maka potongan tanah akan terbalik dan pecah.
4.4 Proses pembuatan bedengan
            Masing-masing kelompok mendapatkan satu bedengan dengan ukuran 1x23m dengan lebar parit kurang lebih 50cm, untuk membuat bedengan mula-mula tanah dibalikkan lagi menggunakan cangkul, lalu digemburkan dan disusun seperti gundukan dengn lebar 1m, lalu bagian atas bedengan dirapikan dengan menggunakan kayu, setelah bedengan rapi, bedengan diberi pupuk kandang, dengan cara menyebarkan pupuk diatas bedengan lalu diratakan, setelah itu bedengan siap untuk ditanami.












BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Traktor 2 roda
5.1.1 Kapasitas Lapangan Teoritis (KLT)
1)      Pada gigi 1
2)      Pada gigi 2

3)      Pada gigi 3
5.1.2 Kapasitas Lapangan Efektif (KLE)
5.1.3 Efisiensi Lapangan (%)



5.1.4 Bahan Bakar Terpakai (liter/ha)
5.1.5 Slip Roda Traksi (%)

5.2 Traktor 4 Roda
Pada traktor 4 roda menggunakan bajak singkal                                                                                                                                                                                                                                                                                                
5.2.1 Kapasitas Lapangan Teoritis (KLT)
1)      Pada gigi 1
2)      Pada gigi 2
3)      Pada gigi 3
5.2.2 Kapasitas Lapangan Efektif (KLE)

5.2.3 Efisiensi Lapangan (%)
5.2.4 Bahan Bakar Terpakai (liter/ha)
5.2.5 Slip Roda (%)




BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
            Didalam makalah ini kesimpulan yan bisa diambil adalah bahwa untuk lebih mempermudah pekerjaan dalam kegiatan pertanian sangat diperlukan hadirnya alat bantu seperti traktor dua roda dan empat roda, sebab untuk mengolah lahan hasilnya akan lebih bagus, dan tenaga yang dihasilkan juga cukup besar, kemudian dengan adanya alat penyemprotan petani bisa lebih menghemat tenaga, sebab degan alat ini kapasitas penyemprotan bisa lebih besar, jadi dengan adanya peralatan tersebut kegiatan petani bisa lebih mudah, efisien, dan maksimal.
6.2 Saran
            Untuk para petani supaya mau menerima inovasi baru tersebut, meskipun biayanya tidak sedikit, akan tetapi hasil yang diterima juga sesuai dengan biaya yang dikeluarkan.








DAFTAR PUSTAKA

·         Mulyoto H. dkk, 1996. Mesin-mesin Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.
·         Nurdi Ibnu W. dan Darmadi, 1998. Pengolahan Tanah Pertama. PPPG
Pertanian. Cianjur.
·         Nawawi Gunawan, Ir., MS. 2001. PENGENALAN ALAT DAN MESIN  PERTANIAN. DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN SMK DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN. JAKARTA
·         Irwanto, A. Kohar, Ir. 1980. Alat dan Mesin Budidaya Pertanian. Institut Pertanian Bogor. LTAS Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian. Departemen Mekanisasi Pertanian. Bogor.
·         http://id.wikipedia.org/wiki/Traktor
·         http://pakarinfo.blogspot.com/2010/06/cara-bercocok-tanam-cabe-merah.html
·         http://id.wikipedia.org/wiki/Traktor.
·         http://www.otomotif.web.id/prinsip-kerja-mesin-bensin-a31.htmlhttp://kebunwhy.8m.com/cabai.html.