Minggu, 15 April 2012

BERCAK PADA DAUN PEPAYA


Pepaya adalah monodioecious' (berumah tunggal sekaligus berumah dua) dengan tiga kelamin: tumbuhan jantan, betina, dan banci (hermafrodit). Tumbuhan jantan dikenal sebagai "pepaya gantung", yang walaupun jantan kadang-kadang dapat menghasilkan buah pula secara "partenogenesis". Buah ini mandul (tidak menghasilkan biji subur), dan dijadikan bahan obat tradisional. Bunga pepaya memiliki mahkota bunga berwarna kuning pucat dengan tangkai atau duduk pada batang. Bunga jantan pada tumbuhan jantan tumbuh pada tangkai panjang. Bunga biasanya ditemukan pada daerah sekitar pucuk.
Pepaya merupakan tanaman buah berupa herba dari famili Caricaceae yang berasal dari Amerika Tengah dan Hindia Barat bahkan kawasan sekitar Mexsiko dan Coasta Rica. Tanaman pepaya banyak ditanam orang, baik di daeah tropis maupun sub tropis. di daerah-daerah basah dan kering atau di daerah-daerah dataran dan pegunungan (sampai 1000 m dpl). Buah pepaya merupakan buah meja bermutu dan bergizi yang tinggi.
Secara Fisiologi, tanaman pepaya terbagi atas:
1)
Pepaya Jantan
Pohon pepaya ini memiliki bunga majemuk yang bertangkai panjang dan bercabang-cabang. Bunga pertama terdapat pada pangkal tangkai. Ciri-ciri bunga jantan ialah putih/bakal buah yang rundimeter yang tidak berkepala, benang sari tersusun dengan sempurna.
2)
Pepaya Betina
Pepaya ini memiliki bunga majemuk artinya pada satu tangkai bunga terdapat beberapa bunga. Tangkai bunganya sangat pendek dan terdapat bunga betina kecil dan besar. Bunga yang besar akan menjadi buah. Memiliki bakal buah yang sempurna, tetapi tidak mempunyai benang sari, biasanya terus berbunga sepanjang tahun.
3)
Pepaya Sempurna

Memiliki bunga yang sempurna susunannya, bakal buah dan benang sari dapat melakukan penyerbukan sendiri maka dapat ditanam sendirian. Terdapat 3 jenis pepaya sempurna, yaitu:
1. Berbenang sari 5 dan bakal buah bulat.
2. Berbenang sari 10 dan bakal buah lonjong.
3. Berbenang sari 2 - 10 dan bakal buah mengkerut.

Pepaya sempurna mempunyai 2 golongan:
1. Yang dapat berbunga dan berbuah sepanjang tahun.
2. Yang berbuah musiman.
Pepaya  juga merupakan tanaman yang banyak ditanami di perkarangan rumah sebagai tanaman buah. Bunga serta daunnya  dapat dijadikan sayur, buahnya sangat diminati oleh konsumen karena di samping dapat menyegarkan juga banyak mengandung vitamin–vitamin yang berguna untuk tubuh. Namun dalam pada itu,  tidak sedikit pula masalah-masalah yang terdapat pada tanaman ini, terutama pengendalian hama dan patogen yeng kerap menyerang batang, buah, dan daun. Sehingga memerlukan langkah dan metode yang tepat dalam mengatasinya.

B. Tujuan
           Dengan mempelajari dan menerapkan artikel ini  mahasiswa diharapkan memahami cara menerapkan system pengendalian hama terpadu pada tanaman yang di budidyakan
C. Tinjauan Pustaka
            Peningkatan produksi pepaya nasional masih terbuka luas, baik melalui peningkatan produktivitas maupun perluasan areal tanam. Secara umum teknik budidaya yang dimaksud meliputi empat teknologi utama yaitu varietas unggul, pengelolaan lahan, pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) dan terakhir adalah teknologi pascapanen  Ketergantungan terhadap pepaya impor sangat memprihatinkan, karena seharusnya kita mampu mencukupinya sendiri. Ini karena produktivitas rendah dan semakin meningkatnya kebutuhan pepaya. Teknik budidaya pepaya yang di lakukan sebagian besar petani umumnya masih sangat sederhana, baik dalam hal pengolahan tanah, pemupukan dan pemberantasan hama/penyakitnya, sehingga produksinya masih relatif rendah. Sebagian besar petani tidak melakukan pengolahan tanah (TOT = tanpa olah tanah), Dalam hal pemupukan, sebagian besar petani belum melakukannya secara intensif atau semi intensif. Tidak menggunakan pupuk sama sekali atau minim sekali jumlahnya. Demikian juga dalam hal pemberantasan hama penyakit dapat dikatakan kurang sekali, sehingga banyak kerugian atau rendahnya produksi akibat serangan hama dan patogen. Pada awalnya tanaman pepaya merupakan tanaman sub tropika hari pendek, namun setelah didomestikasi dapat mengghasilkan banyak kultivar lokal. Para pemulia tanaman pun telah mengintroduksi kultivar yang dapat beradaptasi terhadap lintang yang berbeda. Kemampuannya untuk ditanam dimana saja adalah keunggulan utama tanaman ini (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Mekanisme Infeksi Patogen
OPT pada tanaman tanaman pepaya pada umumnya adalah mikroorganisme yang menyebabkan kerusakan batang, daun berlubang, layu lalu mati . Serangan OPT tersebut dicirikan dengan gejala yang muncul setelah pohon mamasuki fase Vegetatif,  batang dan daun pepaya berubah berwarna coklat sampai hitam. Dan jika keadaan tersebut tidak mendapatkan penanganan yang tepat, sudah dapat di pastikan bahwa kerugian ekonomis yang besar akan selalu di rasakan oleh petani yang menggeluti budidaya tanaman pepaya tsb.
A.    Kutu Daun  
Hama kutu putih ini apabila menyerang daun, akan menunjukkan gejala kerdil sehingga dapat menghambat proses assimilasi yang juga memberi pengaruh terhadap proses pertumbuhan tanaman itu sendiri. Apabila menyerang pada bahagian batang akan menunjukkan gejala kehitam-hitaman pada bahagian terserang dan pada serangan berat akan mengakibatkan buah gugur dan batang membusuk serta dalam waktu tidak begitu lama batang akan mati. 
  
Buah yang terserang tidak dapat dipanen lagi akibat buah membusuk dan berwarna hitam. Pengendalian yang terlambat dilakukan sangat memberikan dampak yang menyebabkan kerugian secara siknifikan dan dalam waktu singkat.

Pada serangan berat proses penyembuhan tamanan agak sulit dilakukan, sedangkan pada serangan ringan proses penyembuhan agak cepat apabila diberi pemupukan secara berimbang. Serangan  hama ini harus dikendalikan sedini mungkin. Tanpa perhatian dan upaya pengendalian  yang baik ataupun upaya preventif kemungkinan akan menimbulkan kerugian yang besar.

B.     Kutu Tanaman/Tungau (Aphid sp)
Badan halus panjang 2 - 3 mm berwarna hijau, kuning atau hitam. Memiliki sepasang tonjolan tabung pada bagian belakang perut, bersungut dan kaki panjang. Kutu dewasa, ada yang bersayap dan tidak. Merusak tanaman dengan cara menghisap cairan dengan pencucuk penghisap yang panjang di bagian mulut.
C.    Penyakit mati bujang
Adapun penyakit ini diisebabkan oleh jamur Phytophthora parasitica, P. palmivora dan Pythium aphanidermatum. Menyerang buah dan batang/pelapah tanaman pepaya.
D.    Nematoda
Nematoda. Apabila lahan telah ditanami pepaya, disarankan agar tidak menanam pepaya kembali, untuk mencegah timbulnya serangan nematoda. Tanaman yang terinfeksi oleh nematoda menyebabkan daun menguning, bercak-bercak, layu dan mati.
Penyakit yang sering merugikan tanaman pepaya adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur, virus mosaik, roboh semai, busuk buah, leher akar, pangkal batang dan nematoda.
jamur Phytphthora parasitica, P. palmivora dan Pythium aphanidermatum. Menyerang buah dan batang pepaya. Cara pencegahan: perawatan kebun yang baik, menjaga kebersihan, dan drainase sedangkan penyakit busuk akar disebabkan oleh jamur Meloidogyne incognita
2.1 Pengendalian Hayati Yang Evektif
            Untuk mengatasi serangan kutu daun yaitu  harus dilakukan secara manual. Atau bisa dengan menyemprot buah dan daun tanaman itu dengan air tumbukan ektrak daun sereh. Cara ini pernah diterapkan Prof. Sriani Sujiprihati, ahli buah pepaya dari Institut Pertanian Bogor. Menurut Prof. Sriani cara ini pernah ia lakukan untuk kebun pepaya seluas 1.000 m2. Pengendalian penyakit kutu putih ini harus dilakukan sejak awal, karena dalam satu minggu, satu ekor kutu putih bisa berkembang biak hingga menutupi seluruh permukaan daun. Kalau kutu putih sudah terlanjur banyak di buah dan daun pepaya akan sulit dilakukan pengendaliannya. Sebab itu pengendaliannya harus dilakukan sejak awal, yakni ketika kutu putih baru nampak satu atau dua ekor saja.
Sedang kan untuk mengendalian nematoda yang evektif yaitu dengan melakukan perawatan kebun yang baik, menjaga kebersihan, dan drainase.
Sedangkan untuk mengendalikan Penyakit yang sering merugikan tanaman pepaya seperti penyakit yang disebabkan oleh jamur, virus mosaik, roboh semai, busuk buah, leher akar adalah sama dengan pengendalian terhadap nematoda yaitu dengan melakukan perawatan kebun yang baik, menjaga kebersihan, dan drainase.









BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan didapati bahwa pada areal pertanama pepaya banyak sekali  terdapat hama utama, dan  hama potensial . Selain itu intensitas serangan pada areal pertanaman adalah sebesar 10,758%. Oleh karna hal itu di perlukan pengendalian yang tepat, tentu saja hal ini bertujuan supaya buah pepaya yang di hasilkan, aman dan sehat untuk di konsumsi.


















DAFTAR PUSTAKA
http://ajichrw.wordpress.com/2009/07/15/tanaman-pepaya/
http://zuldesains.wordpress.com/2008/01/11/budidaya-tanaman-pepaya/
http://abdillah16.wordpress.com/2010/10/16/bagian-ilmu-hama-tumbuhan/







Tidak ada komentar:

Posting Komentar